Melatih Guru Dengan Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Bismillâh, alhamdulillâhi wa sholâtu wa salâmu alâ Rosûlillâhi wa alâ âlihi wa shohbihi ajma’ în
Albinaainframe –Tahun ini, Pondok Pesantren Al-Binaa telah mengundang seorang praktisi ahli metode Yadain Litahfizhil Quran untuk melatih guru-gurunya dalam teknik menghafal Al-Quran. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an mereka dan memperdalam pemahaman mereka tentang Al-Qur’an. Pelatihan ini juga diharapkan dapat membantu para guru untuk lebih efektif dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada santri dan memberikan dukungan moril dan dorongan untuk terus meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an mereka.
Pelatihan ini bertujuan agar para guru Pondok Pesantren Al-Binaa menjadi panutan yang baik bagi para santrinya. Dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana cara menghafal dan memahami Al-Qur’an dengan baik, mereka dapat mempengaruhi santri untuk menjadi lebih terinspirasi untuk belajar dan menghafal Al-Qur’an, yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Metode Yadain Litahfizhil Quran merupakan standar yang diterapkan dalam program Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional. Program Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional telah dilakukan oleh Yayasan Karantina Al-Qur’an Nasional sejak 27 Juli 2014. Sebelum melaksanakan program tersebut, penelitian ekstensif dilakukan untuk menemukan Prosedur Operasional Standar (SOP) hafalan Al-Qur’an yang efektif yang dapat diselesaikan secara cepat dan permanen.
Metode tersebut meliputi beberapa tahapan yang harus dilakukan peserta agar dapat menikmati hafalan Al Quran dengan Metode Yadain.
melibatkan visualisasi makna ayat-ayat Alquran dan membacanya berulang kali hingga hafal. Metode tersebut juga mencakup penggunaan teknik Quran Virtual, yang memungkinkan peserta membayangkan setiap huruf, kata, dan ayat Al qur’an dalam pikiran mereka. Selain itu, metode ini menggunakan teknik Jari Quran, yaitu penomoran ayat-ayat Alquran di jari-jari peserta untuk meningkatkan kemampuan menghafalnya.
Dalam praktiknya, metode Yadain melibatkan pembacaan satu halaman Al qur’an, diikuti dengan memvisualisasikan makna ayat-ayat Al qur’an dan membedakan bagian kiri dan kanan halaman. Peserta kemudian melafalkan halaman dari memori dan menggunakan teknik Al qur’an Virtual untuk membayangkan halaman tersebut tanpa melihat Al qur’an yang sebenarnya. Terakhir, peserta menggunakan teknik Jari Qur’an untuk memperkuat kemampuan menghafal dengan menomori ayat-ayat di jari mereka.
Secara keseluruhan, inisiatif Pondok Pesantren Al-Binaa untuk melatih guru-gurunya dengan metode Yadain Litahfizhil Qur’an diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menghafal Al-Qur’an dan memperdalam pemahaman Al-Qur’an, bermanfaat bagi para santri dan masyarakat luas, dan hal ini merupakan bagian dari visi AL BINAA 2030 yang akan melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an.