Alhamdulillah, Musabaqah Hafalan Quran dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud ke 6 Tingkat Asean, Pasifik dan Asia Tengah telah diikuti perwakilan dari 12 Negara peserta diantaranya, Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Daarussalam, Austria, Uzbekistan, Tazikistan, Filipina yang telah dibuka secara resmi oleh Mentri Agama RI Bapak Lukman Hakim Saifudin pada hari kamis, 26 Maret 2015. Acara ini terselenggaran atas kerjasama Kerajaan Saudi Arabia dengan Kementrian Agama Republik Indonesia.
Adalah salah satu peserta dari Al Binaa yang ikut dalam even lomba tersebut yaitu Saudara Syarifudin (Santri Al Binaa kelas 12) untuk katagori hafalan 500 hadits. Saudara Syarifudin telah memberikan yang terbaik untuk Pesantren Al Binaa pada MHQH ke 6 Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud ini, adalah fadlu minallah (keutamaan dari Allah semata) untuk Saudara Syarifudin, beliau diberikan kekuatan dalam menghafal hadits-hadits Nabi Shallalllahu alaihi wasallam, dengan keuletan dan kejuhudan beliau dalam thalabul ilmi syari di Pesantren Al Binaa, maka beliau memperoleh juara 2 dalam even ini. Tentu hal ini sudah menjadi prinsip Pesantren Al Binaa bahwa dalam setiap event perlombaan yang diikutinya bukan mejadi target pokok dan utama dalam memperoleh juara, tapi yang menjadi prinsip adalah bagaimana membawa visi dan misi Al Binaa ke depan sebagai lembaga pendidikan yang mengemban amanat risalah dakwah, yang mampu membuktikan dan menunjukkan nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman ulama salaful ummah.
Pimpinan Pesantren Al Binaa Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc selalu menekankan bahwa kehebatan Al Binaa secara dzahir tidak bisa dilihat dari sisi Jaudah Fardiah (keunggulan atau keistimewaan individu) tapi nama baik Al Binaa harus bisa terukur dari sisi Jaudah Aghlabiyah ( keistimewaan secara mayoritas). Harumnya Al Binaa atau hebatnya Al Binaa tidak ingin dimunculkan hanya oleh segelintir santri saja, tapi semua santri harus bisa menjadi penyumbang untuk nama baik Al Binaa. Boleh saja ada santri yang lebih unggul dari yang lainnya dan itu adalah hal wajar dan lumrah dalam setiap lembaga pendidikan. Dan sekarang bagaimana para santri Al Binaa ini bisa menjadi lebih dominan dan mayoritas untuk keunggulannya terutama yang paling mendasar adalah dalam bacaan Al-Qur’an.
Makanya menjadi pelajaran berharga bagi Al Binaa, dalam hal ini tidak menafikan prestasi Saudara Syarifudin sebagai Juara ke 2 MHQH ke 6 Tingkat Asean, Pasifik dan Asia Tengah Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud ini. Al Binaa sangat menginginkan semua santrinya tanpa terkecuali bisa membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan qowaid tajwied dan makhrajnya dan setelah itu mereka bisa menghafalnya. Maka disini harus ada kerjasama yang baik dan seimbang antara para asaatidz dan para santri.
Halaqotul Qur’an adalah merupakan program mercusuar Al Binaa, program Halaqotul Qur’an juga merupakan inti Pesantren yang tidak bisa diikuti dengan sealakadarnya dan jauh dari unsur main-main. Para ustadz harus bangkit dan bangkit untuk memberikan yang terbaik kepada para santrinya karena kehebatan apapun yang dimiliki oleh para santri tapi kalau bacaan Al-Qur’annya masih belum beres maka itu tidak akan bermakna bagi dirinya. Al-Qur’an adalah sebagai ruh yang menjadi penggerak dan motor kita.
Akhirnya, kita berdo’a kepada Allah Jalla wa ‘Ala semoga para asaatidz dan santri Al Binaa diberikan kemudahan dalam segala urusannya. Dan semoga dengan munculnya Saudara Syarifudin sebagai juara 2 lomba MHQH Tingkat Asean, Pasifik dan Asia Tengah ke 6 ini menjadi pendorong bagi semua lapisan keluarga besar Al Binaa untuk mencapai Jaudah Aghlabiyah (Keistimewaan yang mayoritas) Amiin.
Ditulis oleh: Majlis Ma’had.