Alhamdulillah hanya kepada Allah-lah kita memohon dan berlindung Dia-lah Rabb Semesta Alam yang mengatur seluruh urusan hamba-hamba-Nya. Pada kesempatan ini tepatnya di hari Rabu ba’da shalat shubuh 25 Muharram 1438 bertepatan 26 Oktober 2016 Pimpinan Pesantren Ust Aslam Muhsin Abidin, Lc memberikan tausyiah dihadapan seluruh keluarga besar Al Binaa sehubungan dengan akan berangkatanya dua santri Al Binaa yaitu Muhammad Syahid Al Faza dan Abdur Rahim ke Mesir untuk mendalami dan menghafal Al Qur’an.
Dibalik punggung keberangkatan mereka berdua adalah amanah besar untuk kepentingan kaum muslimin pada umumnya dan terkhusus Al Binaa. Mudir Al Binaa menyampaikan bahwa tujuan mereka adalah sangat mulya yaitu untuk menjadi qurro’ yang bisa membawa terhadap perubahan ummat islam, mereka berdua dituntut bahwa dalam satu tahun sudah siap hafal 30 juz beserta menguasai beberapa ahli qiroah, karena kita tahu bahwa Mesir adalah terkenal dengan para ahli qiroahnya. Sungguh sangat salah kalau ada orang mengatakan bahwa kalau Mesir dikatakan negeri Pyramid. Kita tahun bahwa Mesir adalah Kota para Nabi sebagaimana yang kita dapatkan dari penjelasan Al Qur’an dan As-Sunnah serta sejarah Islam.
Makanya dalam wasiat Pimpinan Pesantren kepada mereka berdua, tidak dibolehkan ketika sampai disana bahwa kecenderungan hatinya dan niatnya ingin melihat Pyrmid, kalau itu yang mereka inginkan maka alamat bahwa tujuan dan niatnya sudah salah. Dalam amanahnya juga beliau menyampaikan bahwa mungkin saja tempat tinggal dan makanan disana ternyata tidak nyaman dan kurang enak dibandingkan selama di Al Binaa dan itu adalah merupakan tantangan dan ujian dalam sebuah prinsip untuk mancari ilmu.
Usaha yang maksimal dalam menghafal Al Qur’an selama di Kota Al Qohiroh (Mesir) harus menjadi motivasi karena sungguh sangat beruntung mereka berdua akan bisa bertalaqqi langsung dengan para penghafal Al Qur’an. Kalau mereka dalam setahun sukses bisa menghafap Al Qur’an dan menguasai beberapa qiroah, in sya Allah ini jadi motivasi bagi adik adik kelasnya. Umat ini akan dijayakan mana kala umatnya bersabar dan tetap dekat dengan Al Qur’an, membaca menghafal serta menguasai maknanya. Sebagaimana umat pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Siapa itu Ali Bin Abi Thalib Radiallahu ‘Anhu, dialah golongan dari anak anak yang pertama tama masuk Islam diusianya sekitar 5 tahun dia sudah tertanam dan kokoh dengan prinsip prinsip tauhid sehingga usia lima tahun tapi ketika dihadapan para musuh kaum kafir Quraisy seperti usia orang yang sudah 40 tahun. Siapa lagi yang tidak kenal dengan Shahabat Rasululllah Shallallahu Alaihi Wasallam yaitu Mushaib Bin Umair Radiallahu ‘Anhu dalam usianya yang masih remaja sekitar 15 tahunan beliau sudah diutus oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk mengajarkan Al Qur’an kepada penduduk di Kota Madinah. Dia berangkat sendirian dari kota Mekkah ke Madinah untuk mengajarkan Al Qur’an ke penduduk Madinah. Alhasil dalam waktu hanya satu tahun tidak ada satu rumahpun di Kota Madinah kecuali rumah tersebut telah tersinari oleh sinarnya Al Qur’an.
Maka dalam akhir tausyiah Mudir kepada para santri Al Binaa kita ini harus bangkit dalam melawan musuh yang paling dekat dan sangat menempel yaitu ngantuk dan tidur pada bukan waktunya. Kalaulah masih ada santri yang ngantuk dan tidur ketika waktu-waktu itu dimulyakan seperti ketika menjelang sholat berjama’ah, setelah shalat ketika duduk di halaqoah al Qur’an  maka berarti mereka masih menjadikan syetan sebagai kawannya, karena syetan masih bisa menguasai jiwanya. Wasiat Mudir juga khususnya kepada akh Muhammad Syahid Al Faza dan Abdur Rahim yang hari ini rabu 25 Muharram 1438 bertepatan 26 Oktober 2016 akan berangkat menuju Mesir mudah mudahan perjalanan mereka dimudahkan oleh Allah Jalla wa’ Ala, dan mereka bisa pulang kembali ke tanah air dengan harapan umat sudah menunggu mereka. Dan Al Binaa berpesan bahwa kepulangan mereka nanti adalah untuk kebaikan ummat terkhusus bagi Pesantren Al Binaa bukan untuk mencari berapa saya harus menghasilkan materi atau pendapatan.